Rabu, 16 Desember 2015

candi lawang

Candi lawang



Sejarah 

Candi Lawang, Candi bernuansa hindu yang dtemukan pada tahun 1921 oleh  arkeolog Belanda sampai saat ini masih misterius. Tidak banyak atau bahkan tidak ada sama sekali literatur yang menyebutkan asal usul dan guna candi. Meskipun menyimpan jejak yang belum tergali, sayang upaya pelestarian agaknya kurang serius. Sulitnya akses serta fasilitas informasi membuat masyarakat menjadi abai bahwa candi lawang patut untuk dipelajari.

Lokasi dan akses 

Untuk mencapai Candi Lawang yang berada tepat di sebelah pemukiman Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali tersebut, pengunjung mungkin akan kesulitan. Tak banyak papan informasi penunjuk jalan menuju candi yang melewati gang sempit pemukiman. Dari informasi yang dihimpun, banyak batu elemen candi yang berubah fungsi menjadi pondasi rumah pemukiman serta pembatas jalan. Hal ini tentu amat disayangkan, sebab upaya rekonstruksi membutuhkan tiap elemen yang tersisa dari situs untuk mengetahui bentuk asli candi. Untuk transportasi dari pusat kota boyolali, candi ini hanya dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi seperti speda motor atau mobil.




Isi    

candi ini dinamai Candi Lawang karena lawang yang dalam bahasa Jawa berarti pintu masih berdiri dengan kokohnya. Memang benar, ketika memasuki kawasan candi yang terlihat menonjol adalah pintu masuknya. Hal itu bisa jadi dikarenakan banyak dinding candi candi yang sudah pada runtuh. Terdapat pula Yoni yang ada saluran airnya di bilik utama candi.
Di bagian yang diperkirakan ruang utama candi, terdapat lingga dan yoni sebagaimana konsep umum candi hindu yang melambangkan kesuburan dan konsep spiritual leluhur. Di bawah yoni, terdapat sumur atau prigi. Perbedaan mencolok Candi Lawang dengan Candi lainnya, yakni tidak adanya relief tokoh atau manusia. Hanya sedikit ornamen relief pepohonan di dinding candi. Sementara sudut dan dinding banyak disisipi ornamen tiga buah segitiga yang menyerupai trisula.







Tiket      

candi ini belum lama dijadikan sebagai destinasi wisata. Pengelolaan pun belum cukup maksimal. Untuk tiket masuk, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk ataupun biaya parkir.


sumber pustaka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar