Candi lawang
Sejarah
Candi Lawang,
Candi bernuansa hindu yang dtemukan pada tahun 1921 oleh arkeolog Belanda sampai saat ini masih
misterius. Tidak banyak atau bahkan tidak ada sama sekali literatur yang
menyebutkan asal usul dan guna candi. Meskipun menyimpan jejak yang belum
tergali, sayang upaya pelestarian agaknya kurang serius. Sulitnya akses serta
fasilitas informasi membuat masyarakat menjadi abai bahwa candi lawang patut
untuk dipelajari.
Lokasi dan akses
Untuk mencapai Candi Lawang yang berada
tepat di sebelah pemukiman Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali tersebut,
pengunjung mungkin akan kesulitan. Tak banyak papan informasi penunjuk jalan
menuju candi yang melewati gang sempit pemukiman. Dari informasi yang dihimpun,
banyak batu elemen candi yang berubah fungsi menjadi pondasi rumah pemukiman
serta pembatas jalan. Hal ini tentu amat disayangkan, sebab upaya rekonstruksi
membutuhkan tiap elemen yang tersisa dari situs untuk mengetahui bentuk asli candi.
Untuk transportasi dari pusat kota boyolali, candi ini hanya dapat dijangkau
dengan kendaraan pribadi seperti speda motor atau mobil.
Isi
candi
ini dinamai Candi Lawang karena lawang yang dalam bahasa Jawa berarti pintu
masih berdiri dengan kokohnya. Memang benar, ketika memasuki kawasan candi yang
terlihat menonjol adalah pintu masuknya. Hal itu bisa jadi dikarenakan banyak
dinding candi candi yang sudah pada runtuh. Terdapat pula Yoni yang ada saluran
airnya di bilik utama candi.
Di bagian yang diperkirakan ruang utama candi, terdapat lingga dan yoni sebagaimana konsep umum candi hindu yang melambangkan kesuburan dan konsep spiritual leluhur. Di bawah yoni, terdapat sumur atau prigi. Perbedaan mencolok Candi Lawang dengan Candi lainnya, yakni tidak adanya relief tokoh atau manusia. Hanya sedikit ornamen relief pepohonan di dinding candi. Sementara sudut dan dinding banyak disisipi ornamen tiga buah segitiga yang menyerupai trisula.
Di bagian yang diperkirakan ruang utama candi, terdapat lingga dan yoni sebagaimana konsep umum candi hindu yang melambangkan kesuburan dan konsep spiritual leluhur. Di bawah yoni, terdapat sumur atau prigi. Perbedaan mencolok Candi Lawang dengan Candi lainnya, yakni tidak adanya relief tokoh atau manusia. Hanya sedikit ornamen relief pepohonan di dinding candi. Sementara sudut dan dinding banyak disisipi ornamen tiga buah segitiga yang menyerupai trisula.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar